TANJUNGPINANG – Tugu Sirih, ikon Kota Tanjungpinang, dipadati ratusan masyarakat pada Minggu malam (3/8/2025) dalam gelaran Festival Budaya Melayu yang diinisiasi oleh Tim Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran dan Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Universitas Gadjah Mada (UGM) tahun 2025.
Mengusung tema “Satu Melayu, Ragam Pesona Warisan”, festival ini menjadi ajang pelestarian dan pengenalan kekayaan budaya Melayu kepada generasi muda.
Acara yang dimulai pukul 20.00 WIB di Taman Tugu Sirih, Jalan Hang Tuah, Tanjungpinang, dihadiri sejumlah tokoh penting daerah dan unsur Forkopimda, di antaranya Wali Kota Tanjungpinang H. Lis Darmansyah, S.H., Wakil Wali Kota H. Drs. Raja Ariza, M.M., Sekda Kota Tanjungpinang Zul Hidayat, S.Hut, serta Ketua DPRD Kota Tanjungpinang Agus Djurianto, S.H. Hadir pula perwakilan dari TNI, Polri, OPD, camat se-Kota Tanjungpinang, dosen pembimbing UGM Ir. Ashar Saputra, ST., M.T., Ph.D., serta sekitar 300 masyarakat.
Rangkaian kegiatan dibuka dengan tarian persembahan dan dilanjutkan dengan pembacaan Gurindam 12 oleh mahasiswa KKN UGM.
Dalam sambutannya, Dosen Pembimbing UGM Ir. Ashar Saputra menyampaikan apresiasi atas sambutan hangat dari Pemerintah Kota Tanjungpinang dan masyarakat. Ia menekankan pentingnya budaya sebagai jati diri bangsa yang harus terus dilestarikan.
“Bahasa Indonesia yang kita gunakan hari ini berasal dari Bahasa Melayu, dan asalnya dari Pulau Penyengat, pusat peradaban Kesultanan Riau-Lingga,” ungkapnya.
Ia berharap mahasiswa KKN dapat memahami dan mencintai sejarah serta kebudayaan lokal sebagai bekal kepemimpinan di masa depan.
Wali Kota Tanjungpinang H. Lis Darmansyah dalam sambutannya menggarisbawahi pentingnya menjaga warisan budaya di tengah derasnya arus globalisasi.
“Budaya bukan sekadar tontonan, tapi tuntunan. Seni bukan sekadar hiburan, tapi cerminan nilai, etika, dan jati diri,” ujarnya.
Ia menekankan bahwa pelestarian budaya adalah tanggung jawab semua pihak—pemerintah, masyarakat, akademisi, seniman, hingga generasi muda—agar budaya Melayu tetap hidup dan relevan.
Acara dilanjutkan dengan berbagai penampilan seni seperti Tari Sumpah Sultan, pertunjukan stand-up comedy, celoteh budaya, hingga pengumuman lomba fashion show yang mengusung busana Melayu kontemporer.
Di akhir acara, Tim KKN UGM menyerahkan plakat penghargaan kepada Wali Kota sebagai bentuk apresiasi atas dukungan yang diberikan.
Festival ditutup pada pukul 22.45 WIB dan berlangsung dengan aman dan lancar.
Kegiatan ini diharapkan tidak hanya menjadi panggung apresiasi budaya, tetapi juga mendorong promosi dan pengembangan warisan Melayu hingga ke kancah nasional dan internasional.
Selain itu, festival ini menjadi ajang inspiratif bagi generasi muda untuk mencintai dan mengembangkan budaya leluhur secara kreatif dan modern.







