Desa Panggak Laut Turut Semarakkan Malam 7 Likur

warga masyarakat Lingga mulai berduyun-duyun membangun Gerbang berlampu pelita.

Warga bergotong royong membangun gerbang lampu pelita
Warga bergotong royong membangun gerbang lampu pelita

Lingga – Dalam rangka memeriahkan malam 7 Likur atau malam 27 Ramadhan, tepatnya 19 April nanti, warga masyarakat Lingga mulai berduyun-duyun membangun Gerbang berlampu pelita.

Seperti di salah satu desa, yakni Desa Panggak laut yang menurut keterangan dari Kepala Desa Agung Yudha Pratama mengatakan sudah 18 tahun tidak ikut menyemarakkan malam 27 Ramadhan, sehingga di tahun ini kembali mengajak para pemuda setempat untuk ikut membuat gerbang lampu dengan tujuan, menjaga jiwa bergotong royong, serta memulai kembali semangat kebersamaan di bulan suci ramadhan.

Pantauan dari awak media ini ada beberapa lokasi di desa terdekat wilayah pusat Ibukota Kabupaten Lingga, terlihat warga khususnya para pemuda, mulai melakukan persiapan dengan menyusun material berbahan kayu dan bambu yang akan dibentuk menyerupai pintu gerbang.

“Alhamdulillah, di tahun ini insyaallah kita kembali mengisi malam 27 Ramadhan dengan mengadakan gerbang lampu pelita, dimana kegiatan ini kita harapkan terus menjadi tradisi masyarakat Melayu lingga, untuk memperkenalkan kepada pihak luar bahwasanya kebiasaan atau sejarah orang-orang tua kita terdahulu dikampung-kampung, sebelum adanya lampu listrik selalu menggunakan lampu pelita, baik pada saat jam berbuka puasa, maupun pada saat makan sahur, ini menurut saya perlu di teruskan sebagai sejarah yang tidak boleh dilupakan oleh anak-anak cucu kita kedepannya,” ujar Agung, Kamis ( 14/04 ) malam.

Selain itu pria yang di sapa Agung tersebut menjelaskan kegiatan ini tidak terlepas dari semangat para pemuda tempatan yang biasanya akan bersusah payah diwaktu siang dan juga pada waktu malam hari, untuk memberikan penampilan gerbang terbaik, sehingga menjadi pusat perhatian warga masyarakat yang melintas pada malam tersebut, sambil bersua photo.

“Kita juga mengimbau kepada warga masyarakat khususnya pemuda yang melaksanakan kegiatan ini, untuk tetap menjaga ibadah puasanya agar tidak hanya keindahan yang kita dapatkan, melainkan pahala puasa juga tetap terjaga,” sambung Agung.

Dirinya berharap, semoga di bulan suci Ramadhan ini masyarakatnya terus dapat meningkatkan amal ibadah di samping tetap bersemangat dalam melaksanakan aktifitas sehari-hari.

“Semoga, dengan adanya semarak tradisi malam 7 likur ini, menjadi semakin meriah di desa panggak laut,” pungkasnya.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *